Gue pengen cerita pengalaman gue yang cukup parno. Entah apa gue yang terlalu berlebihan. Mungkin karena gue tinggal di pulau terpadat penduduk sedunia alias Jawa, gue jadi biasa hidup di keramaian dan penuh dengan manusia, jadi jarang banget nemu situasi seperti ini.
Januari 2012.
Suatu sore, bermil-mil jauhnya dari Indonesia, gue baru beres fieldtrip keliling DMZ buat ngamatin burung di Cheorwon, kota yang terletak di paling utara dari Korea Selatan. Selesai fieldtrip yang melelahkan (lelah karena nahan dingin), peserta dapat waktu bebas sampai makan malam tiba dari jam 4 sampai jam 6.30 sore. Rombongan gue yang kebanyakan dari kalangan Bapak-bapak, pada balik ke hotel buat istirahat, sedangkan gue masih bersemangat tinggi untuk jalan-jalan melihat negeri impian yang gue impi-impikan sejak SMA. so I decided to go for a walk around the hotel. Kebetulan gue juga pengen cari kopi panas (muanteb tenan deh musim dingin ditemenin sama kopi panas, hehe). Gue ajak mbak Alifi dan mbak Ikeu, teman sekamar gue yang juga serombongan buat jalan-jalan sore. Tapi ternyata mereka lebih milih buat istirahat di hotel. So, gue pergi sendiri deh.
Berbekal (more…)