Euro Trip – Hola Barcelona! (1)

Pertama kalinya saya mengenal Barcelona itu waktu saya nonton film serial Meteor Garden 2. Para generasi 90an pasti tau banget sama film ini, hehe. Film serial asal Taiwan ini menceritakan tentang Tao Ming Se, seorang lelaki ganteng nan kaya mengajak Sancai, gadis sederhana jalan-jalan ke Barcelona. Meski di film lebih banyak bumbu-bumbu dramanya, saya akhirnya mengenal seperti apa kota Barcelona. Diiringi lagu ‘Yo Te Amo’ oleh Chayenne, atmosfer Latin dalam film menjadi lebih terasa.

Saya semakin mengenal Barcelona melalui banyak hal, mulai dari klub Sepakbola yang banyak digandrungi oleh teman-teman saya, FC Barcelona, taman dan bangunan Arsitekturnya yang saya pelajari saat kuliah, film-film yang mengangkat tentang Barcelona, dan masih banyak lagi.

I must see Barcelona someday!

Dan, saat saya berlabuh di Jerman sebagai exchange student selama 1 tahun, saya memulai untuk mengatur rencana mewujudkan mimpi saya ke Barcelona.

Yes! Saya menemukan tiket murah dari Jerman ke Spanyol!

Studler Info. Barcelona berada di negara Spanyol. Namun, sudah sejak lama muncul isu bahwa Barcelona ingin memisahkan diri dari negara Spanyol.

Kali ini, saya akan traveling bersama mantan pacar saya, mas Andik Fatahillah, hehe. I’m sure that he will guarantee my stomach, so I’m not going to be hungry, because he is a good cook!

Kami akan naik RyanAir, maskapai low cost di Eropa seperti AirAsia. Rute yang saya pilih adalah Bremen  – Girona – Bremen. Bremen adalah kota terdekat dari kota tempat saya studi, sedangkan Girona adalah kota terdekat Barcelona yang memiliki bandara RyanAir.

We’re going to explore Barcelona for 4 days! Yippie~

DSC_0002

 

Karena sudah musim semi, tidak banyak perlengkapan khusus yang saya siapkan seperti waktu melakukan euro trip di musim dingin. Saya cukup membawa beberapa helai pakaian dan travel kits di dalam tas dan mengenakan coat yang tidak terlalu tebal dan sepatu kets yang nyaman untuk jalan kaki. J

ARRIVAL IN LAS RAMBLAS

Setelah 2 jam mengudara, tibalah kami di bandara Girona sekitar pukul 7 malam. Waaah, speechless juga akhirnya bisa menginjakkan kaki di Spanyol untuk pertama kalinya! Guay! *cool

Dari Girona, kita harus menaiki shuttle bus menuju Barcelona City Centre (Pusat Kota). Hari sudah gelap, kami memutuskan untuk langsung menuju hostel yang sudah kami book dari website www.hostelworld.com.

Perjalanan menuju kota Barcelona, bus saya menyusuri jalan tol yang di kanan kirinya ada bukit-bukit yang berjejer rumah-rumah bernuansa mediterania. Rumah-rumah itu diterangi oleh lampu-lampu berwarna orange, sehingga pemandangan bukit itu menjadi lebih cantik untuk dipandang. Oh~ so pretty.

Setibanya kami di halte bus pusat kota “Catalunya”, saya melihat ada sebuah plaza di tengah perempatan jalan. Di tengahnya ada air mancur yang diterangi oleh lampu taman dan dipenuhi oleh orang-orang yang sedang asik duduk-duduk sambil bercengkerama.

Plaza itu bernama Plaza de Catalunya. Plaza itu berada di ujung jalan yang sangat terkenal bagi para wisatawan, Las Ramblas.

EKSPERIMEN MASAK NASI DI HOSTEL

Alhamdulilah, hostel kami letaknya strategis dan dekat dengan Las Ramblas. Hostel tempat kami menginap adalah St. Christopher’s Inn, saya book 1 bed di female dorm (kamar khusus wanita) dan 1 bed di male dorm (untuk mas Andik). Harga sewa hostel ini cukup terjangkau tapi sayangnya dapurnya tidak dilengkapi kompor untuk memasak! Huhuhu.

Demi misi penghematan, kami sudah menyiapkan bekal makanan yaitu kering tempe sekotak, balado ikan teri sekotak, dan beberapa mie instan asli Indonesia. Saya juga membawa beras Makarizo mentah yang cukup dimasak dengan air mendidih selama 10 menit. Karena nasi yang dimasak itu rentan untuk basi, jadi saya membawa beras mentah saja, dimasaknya saat di hostel nanti. Saya mengira di hostel tersebut akan disediakan kompor untuk merebus air.

Saat di dapur, saya hanya menemukan sebuah microwave untuk menghangatkan makanan, sebuah heater untuk memasak air panas, dan beberapa alat makan seperti piring dan sendok. Disitu saya melihat para penghuni hostel (yang kebanyakan anak-anak muda) sedang menyiapkan makanan instan yang dibeli dari supermarket dan siap dihangatkan di microwave.

“Waduh gimana nih mas? Kita ga bisa masak nasi donk, mana udah laper lagi..” tanya saya kuatir.

Saya lapar karena memang sudah waktunya makan malam.

Mas Andik berpikir sejenak sambil melihat bungkusan beras Makarizo yang saya bawa. Dua kotak lauk yang kami bawa masih menunggu nasi untuk dimakan.

Tiba-tiba dia punya ide.

“Coba kita masak nasi pake microwave..” celetuk mas Andik sambil ngambil mangkok.

“Hah, microwave? Emang bisa gitu? Kan Cuma bisa ngangetin, ga bisa masak makanan mentah mas..” tanya saya heran.

“Udah coba dulu aja, jadi rebus air dulu, trus siram airnya ke beras di mangkok, baru habis itu diangetin pake suhu tinggi Microwave.. “ jawab mas Andik buru-buru, dia udah kelaperan juga kayanya. Hahaha.

Alhasil, kita coba eksperimen masak nasi dengan Microwave. Bismillah, semoga berhasil, semoga kita bisa makan. Karena ini masih hari pertama, kita engga mau boros untuk beli makanan.

Setelah air direbus, mangkok beling berisi beras mentah dan air panas saya masukan ke Microwave, lalu saya nyalakan pemutarnya selama 20 menit.

Harap-harap cemas, setelah 20 menit berlalu, kami mengecek nasinya.

“Oh masih setengah mateng, wah bisa nih berarti… tambah aja 10 menit lagi..“ sahut mas Andik optimis. Akhirnya kami panaskan lagi beras itu.

Voila! Alhamdulilah matang!

Setelah dicicip, memang rasanya agak beda dengan nasi yang dimasak normal, tapi masih dimakan, Alhamdulilah… traveling mengajarkan saya untuk banyak bersyukur.

Akhirnya kami bisa menyantap makan malam dengan nasi hasil eksperimen microwave plus lauk teri balado dan kering tempe yang super nikmat. Kalau lapar, lidah itu ga pernah bisa bohong. Makanan Indonesia tetap nomor satu!

——————

Good Morning Barcelona!

Setelah mengisi perut dengan semangkuk sereal dan satu buah apel yang disediakan dari hostel, kami siap menyusuri kota Barcelona!

Setelah mendapat peta gratis dari staf hotel, kami menyusun rute kunjungan untuk beberapa hari ke depan. Saya sudah tidak sabar untuk lihat mahakarya arsitek Catalan yang fenomenal, Antonio Gaudi! Mas Andik sendiri ingin menyambangi stadion Camp Nou FC Barcelona. Tahun lalu, dia sudah pernah ke Spanyol, tapi tidak sempat mengunjungi stadion tersebut. Saya sendiri bukan fans berat Barca, tapi penasaran juga sih kayak apa isi World Class Football Stadium. Selama traveling keluar negeri, saya baru sekali masuk stadion bola, di stadion BayArena Leverkusen.

Setelah mengecek rute, kami memutuskan untuk pergi ke Camp Nou dahulu, baru setelah itu menyusuri landmark kota Barcelona!

SEPARATION ISSUE IN BARCELONA

Alhamdulilah, kota Barcelona begitu cerah dan suasana-nya cocok untuk jalan-jalan outdoor. Setiba di stasiun Metro Collblanc, saya harus jalan kaki dahulu menuju gerbang masuk Camp Nou. Kami menyusuri jalan yang di kanan-kirinya berjejer toko-toko dan deretan rumah susun bernuansa Mediteran. Ciri khas Mediteran itu sendiri adanya pohon-pohon mirip seperti palem-paleman. Berada di Spanyol, Perhatian saya terpusat ke bendera-bendara yang terpasang beberapa balkon rumah susun dari kejauhan. Hmm, itu bendera apa ya? Kok bukan bendera Spanyol? Saya tahu seperti apa bendera Spanyol (tahu dari nonton bola, hehe).

Ternyata, bendera itu adalah bendera Catalunya, wilayah dimana Barcelona berada. Bendera itu terdiri dari strip warna kuning-merah, lalu di satu sisinya ada segitiga biru dan ada lambang bintang putih di tengah segitiga tersebut. Setelah saya ‘kepo’in tentang bendera ini, saya baru tahu kalau ternyata ada gerakan separatis dari warga Catalunya untuk merdeka dari Spanyol.

Jadi, jangan kaget kalau lihat bendera Catalunya di setiap sudut kota Barcelona ya!

Studler Info. Kebanyakan warga Barcelona menggunakan bahasa Catalan untuk percakapan sehari-hari. Meski mereka mengerti bahasa Spanyol.

Setiba di Camp Nou, kami langsung pergi menuju loket untuk masuk ke museum dan stadion. Saat saya akan membeli tiket, staf penjual tiketnya bilang kalau hari ini saya hanya bisa masuk ke museum saja, tapi engga bisa ke stadionnya. Eh kenapa?

Ternyata, malam ini ada pertandingan antara Barca vs Atletico de Madrid di Camp Nou Stadium. Alhasil, stadion sedang disiapkan untuk pertandingan. Yaaaah, sayang banget kalau masuk, tapi engga ke stadionnya. Habis berdiskusi cepat bareng mas Andik, kami menunda kunjungan ke Camp Nou ke hari esok, lalu kami melanjutkan ke rute berikutnya

DSC_0119

Papan Nobar Barca vs Atletico de Madrid di salah satu Cafe

Studler Info. Apabila ada pertandingan di stadion Barca hari itu, maka pengunjung tidak diperbolehkan untuk memasuki arena stadion. Sebaiknya ikut Camp Nou saat sedang tidak ada pertandingan!

MEET THE UGLIEST LA SAGRADA FAMILIA

Stasiun metro di Barcelona bisa dibilang cukup bersih, jika dibandingkan dengan Italia. Beberapa stasiun metro diberi dekorasi khusus berupa iklan-iklan dengan desain grafis yang menarik.

Kami naik metro menuju perhentian Sagrada Familia, sebentar lagi saya akan menyaksikan langsung sebuah mahakarya Antonio Gaudi, yang konon disebut-sebut sebagai the ‘ugliest’ church on earth. Keluar dari Metro, ternyata sebuah bangunan berdiri megah di samping saya.

“Wow!” sahut saya sambil mendoangakan kepala ke bagian atas bangunan itu. This is it, La Sagrada Familia, one of the famous Landmark in Barcelona. La Sagrada Familia merupakan sebuah gereja Katolik rancangan dari Antonio Gaudi, seorang arsitek lokal. Sayangnya pembangunan gereja ini tidak selesai dikarenakan Gaudi meninggal karena tertabrak oleh tram. Alhasil, La Sagrada Familia ini ‘nampak’ belum selesai, crane-crane tinggi berdiri di dekat bangunan tersebut.

Konon, Antonio Gaudi ini menjadi idola di dunia Arsitektur karena karya-karya-nya yang unik.  Saya ingat di La Sagrada Familia inilah ada adegan antara Tao Ming Se lari-lari nyari San Cai yang tersesat, haha. Drama abis emang..

Saya memutuskan untuk tidak memasuki La Sagrada Familia, cukup menikmati dari tampak depan saja. Di seberang muka depan gereja, ada sebuah taman yang di tengahnya ada sebuah danau. Kami pun berjalan menyusuri taman tersebut. Ternyata, di taman ini kita bisa mengambil spot foto yang bagus dengan La Sagrada Familia!

DSC_0031

La Sagrada Familia

 

Selagi mengambil beberapa foto, entah saya merasa ada yang aneh di taman ini. Saya lihat sekeliling saya, kok ada banyak pasangan sesama laki-laki yang sedang menghabiskan waktu di taman ya?

Dan ternyata saya dengar, di daerah ini ada banyak tempat yang dikhususkan untuk kaum Gay. Astagfirullah.. saya jadi geli sendiri. Tapi mending saya abaikan saja.

Setelah cukup menghabiskan waktu di La Sagrada Familia, kami pun berjalan menyusuri Jalan Carrer De Mallorca. Rute berikutnya masih karya Antonio Gaudi yaitu La Pedrera.

Di La Pedrera ini kita bisa mengakses wifi gratis yang disediakan oleh pemerintah lokal!

Dua spot karya Gaudi sudah diceklis. Kami langsung naik Metro menuju perhentian Jaume I untuk pergi ke museum!

Tiada perjalanan tanpa  mengunjungi museum, buat saya.

Kali ini, saya akan mengunjungi museum pelukis tersohor dunia berkebangsaan Spanyol. Who is he?

Pablo Picasso!

Siapa yang engga kenal Picasso?

Minimal kenal namanya lah ya, hehe.

DSC_0066

Small sign of Pablo Picasso Museum

Picasso adalah seorang seniman yang menjadi salah satu pioneer dalam Cubist Movement. Kalau ada yang pernah lihat lukisan berbentuk seperti balok-balok. Nah, Picasso inilah salah co-founder aliran ini. Picasso juga dikenal sebagai seniman yang melahirkan banyak karya sepanjang hidupnya, mulai dari lukisan, pahatan hingga keramik.

Senangnya lagi, masuk ke museum Picasso tidak dikenakan biaya untuk pelajar alias gratis!

Setelah 1 jam mengelilingi museum Picasso, kami melanjutkan perjalanan menuju area Old Town yang berada tidak jauh dari museum Pablo Picasso. Memasuki area Old Town, saya terhanyut dengan suasana jalanan pusat kota yang kecil ini. Deretan warung-warung Tapas dan toko-toko bernuansa kuno telah memberikan ciri khas tersendiri, dan menujukkan nuansa lokal dari kota Barcelona. I love it..

Akhirnya tibalah kami di Plaza de La Seu….

Baca cerita lanjutannya disini.