Introducing Our Beloved Cats

Happy new year!

Apa kabar semua? Some of you might think this blog is dead. It’s crazy that throughout 2021, I only wrote 2 posts! :O

Gue akui gue sedang dalam fase ‘payah sekali’ dalam menulis blog, lebih tepat nya tidak ada waktu khusus yang bisa membuat gue bisa nulis dengan nyaman.

Semenjak pandemi mulai, kemudian mulai PhD di Kyoto, segala atensi beralih ke segudang hal yang harus dikerjakan dan itu membuat waktu menulis terpinggirkan. Hiks hiks.

We all experience this moment, right? Everything come at once, and you have to let go on something.

It’s funny that I didn’t write any new year resolutions karena sepertinya gue gak bisa keep up with segala resolusi yang gue buat.

Setelah mulai PhD, gue merasa unit waktu gue sangat berubah, gue seperti terjun ke dalam satu black hole yang bikin gue terjerembab di dalam situ, dan gue gak bisa keluar sampai gue bisa mendapat goal PhD yang ingin gue capai. It’s hard to explain, but on the other side, I don’t want to lose my identity as someone who loves to write anything I love 🙁

I have to make it work.. Going back writing while I’m doing tons of work in Japan. I gotta make it work.

Tahun 2022 bisa menjadi awal yang baik untuk memulai kembali menulis. Gue ingin mengawali dengan membahas sesuatu yang amat sangat gue rindukan. Dan gue baru sadar kalau gue gak pernah menulis tentang ini.. It’s about my beloved cats!

Sejak akhir 2020, gue menjalin LDR dengan kucing-kucing gue, and it is so painful buat gue berpisah dengan mereka.

Gue terhitung belum lama menjadi cat lover. Kali pertama gue resmi adopsi kucing itu di tahun 2017. Kucing yang kami temukan lahir di rumah tetangga seberang rumah, kemudian ibu nya bawa anak nya ke depan rumah kami, dan akhirnya mereka jadi permanen resident di rumah kami.

Nyeritain bagaimana kami memulai adopsi kucing dan dealing with everyone in the house bisa menjadi hal yang menarik untuk diceritakan. Before we adopt the stray cats, anggota keluarga di rumah gue gak ada yang cat lovers, dan jarang pegang-pegang kucing, bokap gue awalnya against banget liat kucing masuk rumah, dikit-dikit pasti diusir, nyokap gue juga sama, adek gue juga sempet takut ama kucing. Tahun 2017 menjadi turning point di keluarga kami yang akhirnya rumah kami menjadi semi-penampungan kucing. (gue bilang semi, karena rumah kita emang bukan tempat penampungan resmi, tapi sejak kita punya banyak kucing, banyak kucing yang datang entah dibuang orang atau mereka datang sendiri).

Adopting stray cats is the best decision I’ve ever had in my life, I’m sure my family think the same. Cats brought us joy, laugh, and even sadness. I need them more than I thought. We started with two cats, then end up with six cats, dan selama gue studi di Jepang, jumlah kucing kami menjadi 11 kucing. Bicara soal menghidupi semua kucing itu, tentu saja awalnya gue perhitungan banget, awal-awal beli makanan kucing sekilo diirit-irit banget. As time goes time, gue sadar kalau ngurus kucing gak cuma bawa kebahagiaan tapi bawa rejeki juga. Hehe.

tiga kucing ini dinamai dengan nama game-ku 🙂

Setelah satu tahun lebih tinggal di Jepang, I’m suffering homesick because of them. Gue kangen kucing gue sekangen-kangen nya. Huhuhu. Kadang gue suka iseng liat video Youtube isinya kucing-kucing, gue tiba-tiba nangis, nangis kangen. Selama gue di Jepang, gue selalu minta kirimin foto dan video kucing-kucing gue, segala gerak gerik mereka, kalau mereka bikin ulah gue selalu bilang  ke orang rumah untuk selalu direkam. Kadang-kadang gue minta video call, supaya gue bisa ‘ngobrol’ ama mereka, gue berdoa mereka gak lupa sama kehadiran gue, at least mereka bisa denger suara gue.

Huhuhuhu… I miss them so much. It’s not easy to decide whether I can go back to my country at this situation. What I can do right now is watching videos and photos of my cats.

Gue selalu include kucing-kucing gue  ke dalam percakapan bersama teman-teman gue, beberapa temen gue juga cat lover. Mereka syok, gimana bisa gue adopsi banyak kucing (Well, karena sistem adopsi kucing di Jepang ama di Indo tentu beda, in Indo we can adopt any stray cats freely, as long as the cat has no owner, but in Japan? it’s not that easy)

Mencari keributan tetangga

Untuk melepas rasa kangen ku yang membuncah, I dedicate this post for my beloved cats. Gue ingin berbagi profil kucing-kucing  yang menurut gue karakter mereka bener-bener unik satu sama lain. Gue akan sedikit berbagi opini tentang mereka dari sudut pandang babu-nya.

Semakin sering berinteraksi sama kucing, kita makin sadar kalau kucing juga punya personality, kayak manusia-lah. Mau kenalan ama kucing-kucing gue? Yuk lah lanjut baca tulisan ini 🙂

((Drum Roll)) I am .. now … Introducing … my Cats!

Brought to you by their dedicated babu~ 😀 😀

1. Eco

Nickname: Eco, Coco, Limo, si lemak, co-miuw, gembrot

Lahir : Agustus 2018

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Kucing yang paling bonding sama gue selama gue ada di rumah. Eco ini introvert, gak suka kenalan ama orang baru (kalau temen gue dateng, dia pasti langsung kabur). Sejauh ini, dia kucing ter-gembrot di rumah, makanya nama panggilannya banyak karena ukuran badan nya. Paling suka di-elus-elus, kalau dia lagi manja, biasanya dia langsung ngejatuhin badannya “gedebuk!”, itu tandanya minta digaruk bagian punggung nya. Suka tidur di atas rak, kulkas, lemari. Di siang hari dia suka chill di bangku taman sambil bengong. Eco ini kucing paling rumahan dibanding yang lain, jarang pergi-pergi jauh, gak kayak abangnya, Soleh dan adek nya, Oly. Dia juga hobi manjat ke paha orang yang duduk, trus duduk posisi loaf. Gue paling suka bobo bareng Eco.

2. Oly

Nickname : Oly, Ol-ol, Si-ol, Preman

Lahir : Agustus 2018

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Oly lahir bareng Eco, dia punya satu saudara yang meninggal pas bayi (kita namain Uno, terus nama Uno pindah ke Uno yang kita adopsi). Waktu lahir, muka dan badan nya burik banget, kalau lihat foto bayi dia mengenaskan banget deh. Gue sempet ngira hidup dia gak akan lama, karena badan nya ringkih banget. Oly juga suka sakit-sakitan waktu kecil. Eh takdir berkata lain. Oly tumbuh jadi kucing dewasa yang sehat dan kuat, saking kuat nya, dia mencoba mengambil tahta papanya, Luna sebagai King of the Jungle. Kelakuan nya cukup preman, suka cari ribut ama kucing lain. Rajin berantem, hingga pernah luka parah, sampe adek gue harus bawa dia ke RS. Berat badan Oly suka gak stabil, kadang gemuk, kadang kurusan. Suaranya cempreng, dan dia suka tidur bareng suami gue di kamar. Jam 4 pagi dia selalu bangun dan pergi keluar jendela. Beda banget dengan Eco, abangnya, Oly ini cukup berjiwa petualang. Oly punya hobi patroli keliling rumah, atap, halaman, sampe ke genteng tetangga.

3. Uno

Nickname : Uno, No-no, Si Sulung

Lahir : 31 Juli 2019

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Satu-satu nya kucing adopsi yang kita ketahui tanggal lahir nya secara lengkap (kucing lain kita cuma tahu bulan dan tahun nya). Uno lahir di bawah gantungan baju kamar gue pada tanggal 31 Juli 2022. Emak nya, Chika, menjadikan kamar tidur gue sebagai ruang bersalin gratis. Awal mula gue nemu Uno lahir itu pas gue lagi duduk sendiri di kamar, tiba-tiba denger suara bayi kucing, pas gue angkat baju yang digantung, eh Cika ama baby Uno lagi berbaring lemas. Emaknya insecure tingkat tinggi waktu Uno lahir. gue sempet taro mereka berdua di box depan pintu kamar. beberapa hari kemudian, Uno hilang. Gue kira mati dimakan dimakan musang, beberapa bulan kemudian, gue liat siluet kucing remaja yang gak gue kenal, ternyata Uno dipindah di loteng dan tiba-tiba udah gede aja! Awalnya dia nge-hiss kita, tapi lama lama dia melunak dan ngeong-ngeong minta makan. Uno juga cukup introvert dan gak gitu bawel. Spot tidur nya di atas lemari dapur. Uno ini anak sulung Chika, dan dia punya banyak adik.

4. Soleh

Nickname : Soleh, Oleh, Sol-sol, Syooleh, si Oleh

Lahir : Maret 2018

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Kucing adopsi tertua yang kita punya, Soleh. Lahir dari rahim yang sama dengan Eco dan Oly. Soleh adalah abang dari Eco dan Oly (tapi entah apakah mereka satu bapak atau bukan). Ibunya almarhum Busui. Soleh dan almarhum adiknya, Solihun lahir di rumah tetangga depan rumah. Ibu nya hobi mindah-mindahin Soleh dan Solihun waktu bayi, hingga akhirnya menetap di depan rumah kita. Sayangnya Solihun mati saat masih bayi, Soleh kehilangan adik. Niat namain Soleh itu dari nama stand-up comedian, eh ternyata nama emang doa. Soleh ini kucing yang paling punya budi pekerti, gak pernah pipis dan pup sembarangan, kalau dikasi makan engga agresif, sopan. Bersyukur kami namai Soleh. Tapi semakin beranjak dewasa, Soleh jadi gak asik, gak suka dipegang-pegang, gampang sensian. Di siang hari, dia hampir gak pernah ada di rumah, hobi nya menyendiri di makam sebelah rumah. Soleh ini juga tertib untuk urusan tidur. Jam 9 malam dia biasanya standby di ruang kerja bokap gue dengan posisi berbaring sambil nutup muka nya pake tangan. Soleh yang sekarang jutek sering kita ledekin, tapi dia nya malah makin sensi. Leh, leh kamu kenapa sih 🙁

FYI, adek gue sempet pake jasa animal communicator untuk ngobrol sama Soleh. Kata communicator nya, Soleh gak suka yang berisik-berisik dan dia suka Mama, karena suka ngasi nasi tongkol yang enak. Hahaha.

5. Uya

Nickname : Uya, Uuy, Surya

Lahir : Sekitar April 2020

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Uya merupakan kucing rescue yang gue ambil dari jalan Suryakencana. Gue ingat betul momen nemu Uya (nama aslinya Surya, dari nama jalan tempat kita nemu dia). Hari itu tanggal 25 Mei, bulan Ramadhan, gue lagi belanja ke toko frozen, tiba tiba hujan deras turun, gue lagi neduh ama suami, tiba-tiba liat ada mas-mas ngusir kitten yang berusaha berlindung dari hujan. gue langsung nyamperin dan negur mas-mas nya, lebih jahat lagi, Uya sempet lari ke satu toko, dan pemilik toko nya ngusir si Uya pake tongkat besi, akhirnya gue ambil Uya. Niatnya gue mau mindahin Uya ke tempat lain yang lebih aman. Si Uya masih trauma banget, dia masih kicik banget, mungkin belum sampe dua bulan. Waktu itu, kucing di rumah udah banyak, nyokap gue udah ngomel, jangan sampe nambah kucing lagi. gue ragu-ragu mau bawa Uya, awalnya gue mau ninggali Uya di depan Indomaret. Gak tega, akhirnya gue bawa dia pulang pake motor, sambil dibungkus kresek, hujan hujan. Selama di jalan, gue tatap wajah dia yang nelangsa. Daaaan, dia ngompol donk, ya Allah Uya wkwkw. Gue diam diam masukin Uya ke samping rumah, taro dia di kandang dan ditaro di depan kamar (kamar gue ama nyokap gue agak jauh). Lima hari setelah Uya dibawa ke rumah, nyokap bokap tau tentang Uya, tapi akhirnya mereka nerima. Dan sekarang Uya sudah menjadi bagian dari keluarga kami yang tumbuh sehat, dan badan nya jadi panjang banget. Uya tipe kucing yang susah gemuk, tapi malah memanjang. Uya juga punya kelakukan preman, khususnya saat dikasi makanan. Uya paling agresif dan gak sabaran kalau mau makan, dia suka ngeong sambil nepok makanan pake tangannya. Uy, uy…

6. Abo

Nickname : Abo, Bo, Teh Abo

Lahir : Unknown, mungkin awal tahun 2020

Jenis kelamin : Betina

Tentang si kucing

Lahir dari rahim yang sama dengan Uno. Abo lahir dengan warna kombinasi abu, hitam, putih. Tidak diketahui Abo lahir dimana, yang pasti emaknya, Chika datang membawa Abo. Waktu bayi dia hobi nge-hiss tiap kita mendekat, tapi sekarang sudah bersahabat. Abo suka dijailin ama kucing-kucing jantan lain (mungkin karena satu-satu betina di rumah saat itu kali ya?) dan dia juga sensi-an kalau ada yang jahilin dia. Abo cukup pendiam, gak cerewet, dan gak petakilan. Adek gue manggil dia teh Abo, karena dia sudah menjadi kakak dari tiga adik-adiknya yang lahir di tahun 2021!

7. Chika

Nickname : Chika, chik, cika, jablay

Lahir : Agustus 2018

Jenis kelamin : Betina

Tentang si kucing

Nah ini diaa, mama-nya Uno, Abo, Mayang (kucing ini dirawat tetangga), dan tiga kucing baru di rumah! Chika hobi banget bikin anak, sampe kita julukin jablay, dan akhirnya Chika di-steril supaya gak beranak lagi. Badan Chika gemoy seperti mama muda, suka caper, agak centil ke manusia lawan jenis haha. Suara ngeong dia khas, pendek-pendek. Chika itu gak suka sama Oly. Mereka hobi banget berantem. Awalnya Chika hanya kucing yang beredar di sekitar rumah, tapi dia sepertinya merasa rumah kita itu jadi tempat bersalin gratis.

Kucing-kucing pendatang baru yang hadir setelah gue berangkat ke Jepang

Kucing-kucing dibawah ini muncul ketika gue udah di Jepang. gue belum pernah ketemu mereka secara langsung. Tahun 2021 Chika melahirkan tiga kucing di box laundry di kamar gue. Suami gue yang pertama kali nemu Chika melahirkan. Kita sekeluarga sempat shock, tapi akhirnya kita putuskan tiga krucil kita rawat. Karena warna si krucil ini mirip ama Eco, Oly, dan Busui, akhirnya kita namain mereka:

8. Ecil

(Ecil = tengah, warna oren)

Nickname : Eco-kecil, Cil

Lahir : 2021

Jenis kelamin : Jantan

Ecil, kucing oren, yang akhirnya kita namain Eco-kecil. Ecil paling gemuk dibanding dua adeknya.

9. Ocil

Nickname : Oly-kecil, Cil, Monyet

Lahir :

Jenis kelamin : Jantan

Tentang si kucing

Ocil atau Oly-kecil. Mukanya mirip ama Uno, agak-agak mirip monyet haha, ekor nya panjang banget kayak coki coki.

10. Bucil

Nickname : Bucil, Busui kecil,cil

Lahir : Agustus 2018

Jenis kelamin : Betina

Tentang si kucing

Bucil atau Busui kecil – kucing calico (tiga warna) yang mirip dengan Busui, ibu nya Soleh, Eco, Oly. Punya ekor pendek, dan kata adek gue, Bucil cukup independen dan gak suka deket-deket orang.

Ada satu kucing lagi yang ditemuin nyokap gue di depan rumah akhir tahun 2021. Dia adalah …

11. Uta

Lahir : Unknown

Jenis kelamin : Betina

Tentang si kucing

Uta adalah kucing ras (sepertinya anggora?) yang gak punya bola mata yang ditemuin emak gue. Dia keliatannya tersesat. Uta adalah kucing buta, makanya dinamain Uta. Kita sempet mikir apa Uta ini punya orang terus nyasar, tapi sampai sekarang gak ada nyari. Dugaan terkuat adalah ada orang buang Uta di depan rumah kita (shame on you if someone did this!). Meski Uta buta, dia cukup sensitif mendengar suara dan gerak gerik. Awalnya kita mau open adopt Uta, tapi sepertinya adek gue mau ngurus dia untuk sementara waktu.

Selain kucing-kucing di atas, adapun kucing lain-lain yang ikut berkeliaran di rumah kami  + teman main kucing-kucing kami + yang sudah pergi meninggalkan kami: Luna (diduga papa-nya dari semua kucing), Busui (Alm.), Widji (Alm.), Krisna (teman main Uya), Buntung, Si Cantik, Bella, Rambo, dan lain-lain.

Note: Semua kucing kami adalah ras kampung, kecuali Uta. Semua kucing sudah steril selain Uta.

Gimana? Lucu-lucu kan kucing-kucing gue? Hehehe..

They are our source of joy. Gue inget betul waktu pandemi mulai, gue batal berangkat ke Jepang, bisnis carut marut, satu hal yang bisa ngejaga gue waras itu dengan cara ngeliatin mereka tidur pulas di sofa. Seakan-akan gak ada rasa kuatir sama kondisi pandemi, karena mereka percaya babu nya pekerja keras dan meyakini kalau rejeki pasti ada. Nontonin mereka tidur, ngelamun, guling-guling udah cukup membuat hati damai. Bokap gue yang awal nya agak-agak anti ngeliat kucing berkeliaran di rumah, sekarang doi happy banget kalau pas ngaji ditemenin si soleh yang duduk di sebelah Qur’an. Yang lebih lucu lagi, kalau kita lagi solat taraweh bareng di rumah, Hamparan sajadah buat kucing-kucing bagaikan kasur buat mereka gogoleran dan tentunya menngurangi pahala babu nya, karena kalau mereka datang ke sajadah saat kami solat, lalu tiba tiba “bruk”, mereka menjatuhkan badan mereka beserta lemak-lemak nya, sontak kita nyengir sambil ditahan-tahan. Hahaha.. those days.. I really miss it. Semoga ada rejeki dan sehat buat pulang, biar bisa melihat kelucuan mereka meski cuma sebentar.

Kalau dari deskripsi gue tentang karakter masing-masing kucing di atas, kalian demen nya ama siapa atau kucing kalian mirip sama siapa? Drop di kolom komen ya!

Jangan lupa follow IG kucing kami ya di @ucingucingan16

 

 

 

 

 

Read More

MUSEUM BATIK : KODE-KODEAN ALA ORANG JAWA

Saya kira Generasi Milenial lah yang mempelopori “kode-kodean”, ternyata jauh sebelum itu, (jauuuh dari generasi Tik Tok Alay), orang Jawa jaman dahulu lah yang memulai kode-mengkode. Bukan dengan kata-kata, tapi dengan media yang jauh lebih elegan, yaitu dengan motif Batik.

Menurut saya, sebagian besar kondisi museum di Indonesia ini menyedihkan sekali.. usang, tidak up-to-date, dan minim cerita. Derajatnya mungkin jauh dengan mall-mall yang makin terupdate. Mungkin itulah kenapa banyak generasi muda yang lebih asik tiktok-an daripada ngepoin perjuangan pahlawan memerdekakan Indonesia. Kondisi ini berbeda dengan museum yang pernah saya kunjungi di negara lain terutama di Eropa dan Amerika yang umumnya kekinian, sarat dengan cerita dan enak dilihat. (Moga-moga ini bukan gejala post-travel-abroad syndrome ya, begitu mengagumi luar negeri, lalu merendahkan negeri sendiri).

Eh, Ternyata, tidak semua seperti itu lo. Ada beberapa museum yang saya temukan sangat menarik, salah satunya museum yang baru saja saya kunjungi di kota Solo yang menjadi ciri khas kota itu sendiri: Museum Batik.

Kota Solo ini sebenarnya kota yang selalu ingin saya kunjungi, namun sayangnya sejak kecil setiap saya ikut mudik keluarga ke Madiun dengan angkutan darat, kota Solo hanya jadi tempat singgah saja., gakpernah muter-muter, apalagi bermalam. Akhirnya belasan tahun kemudian, saya kesampaian juga berwisata ke kota ini!

Buat saya, Solo itu kota penuh sejarah dan budaya. Salah satu keraton Jawa ada disini, meski saya dengar katanya kondisinya agak (more…)

Read More

Ramadhan Story : Nginap Nyaman di Hotel 50 ribu Rupiah

Jaman sekarang uang 50ribu bisa dapet apa? Bisa dapet kamar hotel plus wifi dan sarapan gak? Tentu bisa donk!

Dulu, gue adalah seorang promo hunter ulung. Hobinya nyari promo tiket pesawat murah dan hotel di internet. Seiring dengan bertambahnya umur, gue sudah tidak seulung dulu, dan tidak seniat dulu, ngabisin waktu berjam-jam buat nyari tiket promo. Kadang huntingnya juga bukan karena kebutuhan, hanya impulsif melihat harga murah, terus beli cepat karena takut gak dapet promo. Setelah itu, gue merasa kayaknya gue gak butuh-butuh amat. Sekarang gue masih suka berburu promo, tapi di waktu-waktu tertentu, dan sesuai dengan kebutuhan. Alhamdulilah, sekarang udah bisa mengontrol diri sendiri sama promo yang bikin super impulsif!

Rumus Kepuasan buat saya dalam membeli sesuatu itu:

DAPET PROMO + SESUAI KEBUTUHAN = PUAS

DAPET PROMO + GAK BUTUH-BUTUH AMAT = PUAS SESAAT

Nah,kali ini gue mau sharing pengalaman dapet promo super parah, dan sayang banget kalau gak diceritain. (biar pada mupeng gitu wkwkwk).

Bulan Ramadhan itu waktu yang pas buat berburu promo. Promo pasti beredar banyak, kenapa banyak? Karena bulan inilah bulan orang ‘punya duit’. Gak bisa dipungkiri kalau bulan Ramadhan ini kita diajarkan untuk menahan diri, tapi ketika mendapat THR atau bonus hari raya, kemudian ngeliat promo promo bertaburan, siapa yang engga tergoda? Hehehe.

Ramadhan tahun lalu, gue sekeluarga mudik ke Riau, kampung halaman bokap gue. Tiket pesawat sudah dibeli jauh-jauh hari dengan harga yang lebih murah dari harga lebaran. Karena rumah nenek gue berada lima jam dari Pekanbaru, kami harus menginap semalam dulu di Pekanbaru sebelum menuju ke rumah nenek. Gue diamanahkan ama nyokap buat cari penginapan murah di Pekanbaru.

Awalnya gue buka-buka aplikasi travel online yang ada di HP dan coba liat-liat daftar penginapan yang oke dan terjangkau, masuklah gue ke Airy Rooms App. Tiba tiba muncul screen promo Ramadhan berupa diskon hotel 80%. What?! Seriusan ini? Promo hanya berlaku untuk menginap di bulan Ramadhan sampai hari lebaran.

Buru-buru saya cek hotel di Pekanbaru, saya nemu hotel yang ada di pusat kota, namanya Airy Suhamilang Sisingamaraja 32. harga normal nya 286ribu per malam, saya masukan kode promo, harga pun berubah jadi 57ribu. Wah murah banget! wkwkwk.

Kode promo hanya berlaku untuk satu aplikasi. Nah, karena saya butuh dua kamar, saya harus booking di dua aplikasi berbeda. Alhamdulilah berhasil! Rumus kepuasan gue berhasil, dapet promo saat butuh kamar!

Tiba di Pekanbaru, kami langsung pergi menuju hotel, ternyata nama hotel nya itu Cititel.

FYI: Nama yang tercantum dalam aplikasi Airy itu bukan nama hotel yang sebenarnya, nama hotel yang asli biasanya muncul setelah kita bayar.

 

Proses cek-in gak lama, kami diminta untuk ngasi uang deposit 100ribu per kamar dan mereka ngasi kunci kamar lengkap dengan WiFi password. Dan saya baru tau kalau kamar kami ini sudah termasuk sarapan 2 orang. Berhubung bulan puasa, mereka mengganti sarapan menjadi makan sahur. Saya sekamar dengan suami, ayah mama dan adik saya Fathia satu kamar. Baiknya lagi, adik saya gak dikenakan biaya tambahan untuk sarapan, alias gratis!

Hahahaha, bayangin hotel 57ribu plus sarapan 2 orang, ini sih kayak dapet kamar gratis, tinggal bayar makan aja!

Kamar kami berada di lantai dua, hotel ini dilengkapi fasilitas lift dan area parkir. Koridor hotelnya bersih, sirkulasi udara dan cahaya-nya juga ada, jadi engga kerasa engap dan glapp.

Masuk kamar tidurnya, wow not bad at all! Kamar airy ini kadang kualitas nya beda-beda, ada yang bagus, biasa aja, sampe gak bagus. (Gue anak Airy banget nih, udah nyobain banyak kamar Airy, hehehe).

Luas kamar tidur nya pas, ada space yang cukup untuk solat, Kasur dan kamar mandi nya bersih, dilengkapi handuk plus toiletries dalam pouch biru berlogo Airy. Ciri khas lain dari kamar airy ini ada dua botol air mineral kemasan dan snack box berisi beng-beng dan roma malkist. Mayan lah buat ngemil cantik di kamar.

Comfy bed (meski kurang gede)

WiFi di hotel berfungsi dengan baik, bisa dipake di kamar maupun lobi hotel.

Masuk ke jam sahur, kami pergi ke restaurant di lantai dasar untuk makan sahur. Saya kira sarapannya macam ala carte doank (kayak disuguhi secangkir kopi/teh plus roti panggang, atau indomie goreng). Eh ternyata kami dapat menu prasmanan!

 

 

Buffet

Menunya buffet nasi, mie, ayam, sayuran dilengkapi krupuk, terus dilengkapi buah segar dan ada sup panas! Minumnya juga bervariasi, ada kopi, teh dan jus buah. My Dad looked really statisfied with hotel service.

Mom and Dad were enjoying sahoor time

Habis itu ayah saya bilang, “nanti sebelum pulang ke Jakarta bisa nginep semalam lagi gak disini? Harganya sama gak?”

Wkwkwk… Ketagihan harga promo die, sayangnya sehari sebelum flight ke Jakarta, promo Ramadhan sudah gak berlaku, tapi Airy masih nawarin diskon 20%, harga kamarnya 200ribu saja! Kami tetap booking dengan harga tersebut, karena puas dengan pelayanan hotelnya. Gue piker strategi promo Airy cukup berhasil buat keluarga gue, terutama bokap gue. Sejak dapat promo, tiap bokap gue ke Pekanbaru pasti minta dibookingin kamar Airy di Cititel. Bokap gue sendiri ini tipe customer loyal, kalau udah suka ama sesuatu pasti itu ajaa yang dipake, tapi kalau udah sekali gak suka, gak akan lagi ambil. Hehehe.

Fabiayyi aala irobbikumatukazzibaan.

Alhamdulilah banget, berkah Ramadhan, dapet kamar hotel di tengah kota dengan fasilitasi WiFi, sarapan seharga gocap doank! Tahun ini bakal ada promo 80% lagi gak ya?? Hihihi.

PS: Tulisan ini enggak disponsori oleh Airy ya, gue cuma sharing pengalaman dapet promo, 🙂

Kalau kamu punya pengalaman seru dapet promo super murah, leave a comment below ya!

 

 

Read More