Catatan Akhir Tahun 2024

Beberapa tahun terakhir, gue nulis Catatan Akhir Tahun di personal diary, jadi gak pernah gue share. Entah kenapa gue rindu nulis di blog lagi, so let me do it this time on my blog.

Selama tahun 2024, gue mencoba untuk mengadopsi mantra:

“to always seize the day and take one day at a time”

 I want to bring something much more simple in my life than before.

Gue bener-bener ingin menikmati setiap detik, menit, jam di hidup gue, dan lakukan hal yang harus dilakukan satu per satu. Surprisingly it worked for me.

Afirmasi positif ke diri sendiri berasa banget manfaat-nya, mindset gue lebih sehat, cara gue menghadapi masalah juga lebih baik, dan terlebih lagi.. gue bener-bener bisa ngikutin kata hari gue, I know what’s right for me.

Bertumbuh bisa jadi kata yang tepat untuk mendeskripsikan catatan tahun ini.

Melewati 366 hari pastinya engga mudah, namanya hidup ya, ada aja ujian datang silih berganti. Ada hari yang gitu-gitu aja, ada hari yang melelahkan banget, ada hari yang bawaan nya pengen nangis, bahkan ada hari yang indaaah banget padahal gak ada yang spesial banget.

Kalau ngeliat catatan akhir terdahulu, gue bisa liat kalo gue excited bgt dengan nyeritain apa yang udah achieved tahun itu dan what to look forward ahead. Ah, younger me..

I am 35 now (soon to be 36), how I see life is different now.

Of course, sharing what we have achieved might be something I’d like to do now and then, but this time will focus on my own personal growth as a measurement of life achievement.

Btw, ini gue masih belibet banget nulis indo-inggris, penyakit inkonsistensi bahasa gue kumat lagi skrg. Entah kenapa susah banget buat stick di satu bahasa aja. Mohon maaf ya kalau berubah-ubah bahasa-nya.

2024 is still about my study. My PhD. Gue masuk ke tahun perpanjangan masa studi gue yang sudah lebih dari tiga tahun. Awalnya gue ketar ketir sama fase perpanjangan, tapi anehnya justru gue lebih chill dibanding masa studi normal, hahaha. Mungkin ini rasanya pasrah kayak apa ya. Tapi mudah-mudahan ini bermakna positif.

Sebenernya gue tuh tau source of ketar ketir gue dulu. Dulu gue mikirnya studi bisa diusahakan secepatnya selagi masih nerima beasiswa, tapi pas tau harus extend, gue cukup nerima kenyataan kalau studi gue emang sulit diselesaikan selama 3 tahun. Hal yang gue kuatirin itu bukan di studi-nya, tapi lebih ke uang-nya. Gue kuatir gak bisa beresin sekolah disini karena gak ada uang atau tabungan. Tapi, lagi-lagi.. Allah sang Maha Pemberi Rezeki.. gue sampai detik ini tidak pernah merasa berkekurangan. Suami gue sempet bilang kalau pencari ilmu itu sebenarnya gak perlu kuatir sama uang atau rejeki, karena orang yang nimba ilmu itu pasti akan dimuliakan, dan tidak akan dibuat kelaparan. Ucapan suami gue ini jadi semacam pegangan gue, selagi niat belajar masih, inshaAllah akan ada jalan buat dapet rejeki.

Setahun ini, gue ngabisin waktu dengan berkutat sama nulis, nulis paper, nulis tesis, nulis blog. Gue ingin ngasi apresiasi ke diri gue sendiri, karena gue sudah menginjak di fase yang gue inginkan: dua paper selesai (satu terbit, satu sudah submit ke jurnal) dan mulai menulis tesis. Satu achievement kecil tapi gue anggap besar dan sangat pivotal di studi gue adalah nerima “Revision Request” dari peer reviewer untuk paper kedua. Nerima revisi untuk paper gue adalah hal yang gue impikan, artinya paper gue tidak lagi rejected terus. Nerima revisi artinya ada sedikit harapan kalau jurnal tersebut tertarik dengan paper gue. Buat org non-akademisi kayak gue, ini semacam achievement unlocked yang luar biasa besar. I can finally reach it this year. I am so proud of myself.

Gue join PhD itu untuk nantangin diri gue untuk belajar tentang game. Penyesuaian diri gue di dunia akademik ini luar biasa berat, karena gue sama sekali awam dengan ilmu sosial. Gue lega bisa melewati semua nya, dan yang terpenting bisa tetap bertahan sampai sekarang. Gue belum lulus, tapi gue tahu things are moving, yes .. it’s moving. That’s enough.

Gue meyakini bahwa gue harus bisa menyelesaikan apa yang gue mulai, terlepas seberapa besar tantangan yang harus gue hadapi. A thousand miles begin with a single step.

Harapan besar tahun 2025 : Studi doktoral selesai. Amen everyone?

Di luar studi, gue juga di-sibuk-an sama part time job jadi tour guide. I honestly have a great part time job. Part time job gue ini bisa jadi contoh dari konsep tiga circle di Ikigai: what skills you’re good at, what the world needs, and what you can get paid for. Meski what the world need di part time job gue lebih ke individualistic-driven needs ya, but it’s still okay. My part time job could be the one thing that I am grateful for this year. Pekerjaan ini menyadarkan gue kalau ada job yang bisa ngasi peace of mind dan boundaries buat gue. Meski kadang ada juga kendala dan tantangan yang bikin pusing, tapi masih bisa gue manage dan stress nya gak berkepanjangan. Terlebih lagi, gue merasa pekerjaan ini really improve my English a lot and boost my confidence. Part time job ini gak cm ngasi gue uang aja, tapi juga buat pengembangan diri gue. Udah gitu, gue dapet kesempatan buat ketemu banyak tamu dengan latar belakang yang beda-beda, most of them have interesting profiles, mulai dari produser film Fast Furious, aktor Netflix, keluarga muslim Amerika yang sweet banget, sampai Youtuber gaming. Selagi kerja, gue bisa menumpahkan curiousity gue yang tinggi banget ke tamu-tamu gue.

Konsekuensi dari job gue ini sebenarnya lebih ke meredupnya spark gue sama tempat-tempat yang dulu gue anggap bagus banget, kayak beberapa distrik tua di Kyoto, dulu pertama kali liat itu indaaah banget.. setelah ngeliat kesekian ratus kali nya, ya hilang deh rasanya, itu aja sih. Alhasil, gue dan suami mencoba menjamah tempat-tempat baru di pinggiran Kyoto atau bahkan di luar Kyoto. Kita berkesempatan main ke temple-temple yang jauh dari pusat kota, dan lumayan effort perjalanannya. Gue dan suami berjanji kalau sesibuk apapun kita, harus bisa nyisihin waktu buat sightseeing bareng. Time is truly precious. Kita berdua juga gak tau sampai kapan bakal di Jepang, so the perfect time to go is now. This year, we really enjoyed our Momiji (autumn trip).

Hidup itu kurang lengkap kalau kita gak nemu hal baru dalam hidup. Tahun ini, gue nemu banyak game baru, musik baru, buku baru, bahkan Youtuber baru! Sebenarnya engga baru sih, tapi gue baru berkenalan hehe. Tahun ini, gue gak nyangka kalau ternyata nonton Youtuber mane game itu seruuu bangett, and thanks to.. Windah Basudara!

Gue lupa gimana gue bisa nonton video pertama Windah, gue nonton buat nyari temen lipet jemuran, dan gak disangka.. gue sekarang jadi bocil kematian wkwkwk (istilah buat fans nya Windah Basudara). Setahun ini, gue ngabisin waktu luang gue buat nontonin konten nya Windah, sampe gue jadi jarang nonton film atau series gara-gara dia 😀 Thanks to Brando Windah for making my day better! You rock! Keep going yaa, banyakin konten game horor ama game simulator yaa :p

Speaking of Youtube, gue mau share one new milestone yang sebenarnya tidak gue rencanakan, tapi masyaAllah.. mungkin ini rejeki gue ya.

The milestone: My Youtube channel “Student Traveler” is now a Youtube Partner!

Tahun ini, akun Youtube gue berhasil dimonetisasi, alhamdulilah. Ini gara-gara video iseng gue tentang hasil tes DNA yang tiba-tiba viral, subscriber ama watching time channel gue terus bertambah. Meski udah di-monetisasi, gue belum bener-bener bisa fokus ngembangin Youtube gue. Gue masih bikin video rutin tentang jurnal bulanan PhD, di luar itu belum ada konten serius yang akan gue garap. Prioritas gue masih buat beresin S3 dulu, tapi pelan-pelan gue akan pikirin gimana Youtube channel Student Traveler bisa kasi konten-konten bermanfaat. Doakan saja ya! J

Sebenarnya ada banyak yang ingin gue tuliskan disini, tapi mungkin sekian dulu aja catatan akhir tahun ini, it’s 1,5 hours to 2025 now, and I am going to take a hot bath as a way to enjoy New Year’s Eve. I was sick for the last few days: fever, flu, sore troat, and cough. Despite of my sickness, I can manage to do part time job while I was sick, Glad I survived. Thank you to my mind and body for working hard mentally and physically.  Let me reward myself with a hot bath.

Last words: I am grateful to Allah for the blessings that have yet to come, as they give me hope for the future and deepen my appreciation for what I already have. I have learned, time and again, that true contentment comes from within. Once again, alhamdulilah for 2024.

Happy New Year all.

Stay blessed and happy.

 

Salam,

@annisaa_potter